SINGKILTERKINI.NET,ACEH SINGKIL — Di ruang baca yang sederhana di jantung Kabupaten Aceh Singkil, dua puluh lima peserta duduk berhadap-hadapan, masing-masing membawa selembar kertas dan secarik niat untuk belajar menulis.
Hari itu, Kamis, 10 Juli 2025, Dinas Perpustakaan dan Arsip Aceh Singkil menggelar Pelatihan Menulis Kreatif sebuah upaya membumikan literasi di tanah yang kerap senyap dari ingar-bingar budaya tulis.
Kegiatan ini menghadirkan Sadri Ondang Jaya, penulis sekaligus Koordinator Forum Aktif Menulis (FAMe) Chapter Aceh Singkil, sebagai narasumber utama.
Dalam sesi pembuka, Sadri menyampaikan satu gagasan yang segera mengunci perhatian peserta: menulis bukanlah soal bakat, melainkan soal kebiasaan.
"Delapan puluh persen kecerdasan seseorang dibentuk oleh latihan dan lingkungan yang menghargai proses," ujar Sadri, yang juga dikenal sebagai penggerak literasi di kawasan pesisir barat selatan Aceh.
Bagi Sadri, menulis adalah keterampilan yang bisa diasah. Kuncinya terletak pada tiga hal: latihan yang konsisten, kebiasaan membaca, serta pengalaman yang luas.
Dalam paparannya, ia mengingatkan bahwa dunia kepenulisan tak mengenal jalan pintas. Penulis hebat, katanya, justru banyak lahir dari disiplin, bukan dari takdir.
Pelatihan ini dibuka oleh Plh Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Aceh Singkil, Ali Hasmi, M.Si., yang menekankan pentingnya peran perpustakaan sebagai ruang tumbuhnya komunitas berpikir.
"Perpustakaan harus menjadi rumah gagasan, bukan sekadar tempat buku berdebu," ujarnya.
Di akhir sesi, lahirlah KoMA singkatan dari Komunitas Menulis Aceh Singkil yang digagas oleh para peserta pelatihan dan kini diketuai oleh Mas Rijal.
KoMA diharapkan menjadi wadah baru bagi mereka yang ingin melanjutkan proses kreatif di luar forum pelatihan.
Tak hanya teori, peserta juga diajak mempraktikkan langsung keterampilan menulis. Tiga karya terbaik dipilih dan diberikan penghargaan oleh pihak penyelenggara.
Lebih dari sekadar kompetisi, sesi ini menjadi penegasan bahwa menulis adalah jalan panjang yang hanya bisa ditempuh oleh mereka yang bersedia tekun melangkah.
Dalam salah satu kutipan yang disampaikan Sadri, ia menyinggung hubungan esensial antara membaca dan menulis: "Jika Anda membaca, Anda mengenal dunia. Tapi jika Anda menulis, dunia yang akan mengenal Anda."
Kalimat itu seperti menjadi penutup yang pas bagi hari yang penuh gagasan, tanya jawab, dan secercah harapan: bahwa dari ruang baca kecil di Aceh Singkil, mungkin kelak lahir suara-suara baru yang menulis bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk mengubah. (Red)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.