SINGKILTERKINI.NET, ACEH SINGKIL -Suasana di sebuah warung kopi sederhana di Desa Bulu Ara pagi itu berbeda dari biasanya. Di antara cangkir kopi panas dan asap rokok yang mengepul pelan, seorang prajurit TNI tampak duduk santai berbincang dengan warga. Ia adalah Serda Sarto, Babinsa Koramil 0109-08/Suro Makmur.
Bukan sekadar silaturahmi biasa. Pertemuan itu menjadi ajang komunikasi sosial (komsos) yang membahas satu topik penting: ketahanan pangan.
"Kalau ada lahan kosong di belakang rumah, bisa kita tanam cabai, tomat, atau kangkung. Tidak harus besar, yang penting produktif," ujar Sarto, seraya menyesap kopi hitam di hadapannya, Senin, 16 Juni 2025.
Bersama warga, Babinsa membicarakan potensi pertanian lokal yang menurutnya bisa menjadi kekuatan desa jika digarap serius. Ia juga menyampaikan pentingnya swasembada pangan di tengah tantangan global, dari krisis iklim hingga ketergantungan pada bahan pangan impor.
Dalam diskusi itu, warga menyampaikan berbagai keluhan dan harapan. Soal pupuk yang sulit didapat, alat pertanian yang sudah usang, hingga keinginan mengikuti pelatihan pertanian yang lebih modern.
"Kami butuh traktor kecil untuk sawah sempit. Kalau bisa, ada pelatihan juga soal tanaman hortikultura," kata seorang warga.
Sarto mendengarkan semua dengan saksama. Ia mencatat, merespons, dan sesekali menimpali dengan solusi yang realistis. Menurutnya, TNI tak hanya bicara soal pertahanan negara dalam makna militer, tetapi juga pertahanan pangan sebagai kunci ketahanan nasional.
"TNI hadir bukan hanya di medan perang. Kami juga hadir di ladang-ladang rakyat," kata Sarto.
Komsos seperti ini, lanjutnya, menjadi sarana efektif untuk membangun kedekatan dan menyusun langkah bersama antara masyarakat dan aparat. Terlebih di desa-desa seperti Bulu Ara, di mana kekuatan komunitas bisa menjadi modal besar dalam membangun ketahanan pangan dari bawah. (Red/Anto)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.