SINGKILTERKINI.NET-KEDIRI. Bersih desa identik dengan historis
babad alas atau cikal bakal terbentuknya suatu desa, termasuk Desa Sukorejo,
Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Manggulan atau acara sehari jelang puncak
bersih desa, diadakan seni karawitan di Desa Sukorejo.
Babinsa Koramil Gampengrejo, Serma Jaenuri menelusuri
rangkaian bersih desa, sekaligus mengetahui lebih dalam apa saja yang dilakukan
orang-orang yang terlibat dalam tradisi tahunan ini (kamis,12/9/2019).
Penelusuran ini tidak lepas dari seni karawitan yang hingga saat ini masih
eksis, dan memiliki fans di Kediri.
Untuk penelusuran tradisi bergenre bersih desa, Serma
Jaenuri menemui Bambang Sugianto, pemerhati budaya jawa, yang sering eksis
diberbagai tempat seantero Kediri. Eksistensi Bambang tidak lepas jiwa seni
yang sudah melekat sejak kecil.
“Kita mengadakan rutinan setiap bulan suro, yang biasa
diadakan masyarakat Sukorejo. Karena kita punya pedanyangan (leluhur cikal
bakal desa) Ki Ageng Sukodono, yang nantinya kita lakukan kirab bersama. Disana
didukung oleh rekan-rekan, juga dari bapak Babinsa, semoga acara bisa lancar,”
katanya.
Rangkaian acara bersih desa, dikatakan Bambang,“Ini
gamelan yang ditempatkan oleh Kepala Dusun, dan itu tulisan karawitan Suko
Laras. Disusul besok ada acara Mocopat dengan Tayub. Silahkan datang yang
berminat. Tayub dari kata ditoto dan diguyub, jadi itu angen beksan, bukan
seperti minum minuman keras, itu malah merusak.
Misi diadakannya bersih desa, menurut Bambang tidak
lepas dari apa yang sudah dilakukan nenek moyang kita dimasa lalu, dan ia
berharap tradisi ini bisa terus berlanjut dari tahun ke tahun.
“Semoga masyarakat disini bisa nguri-nguri lagi,
mengadakan lagi, bahwa nenek moyang kita mengajarkan budi pekerti halus, budi
pekerti luhur buat kepada seluruh masyarakat sekarang,” pungkas Bambang.
Berbagai peralatan dan perlengkapan gamelan,
ditunjukkan Bambang. Tidak ketinggalan, beberapa syarat dan ketentuan sebelum
hingga sesudah karawitan diungkapkannya. Syarat dan ketentuan tersebut tidak
lepas dari tradisi yang sudah umum dilakukan pada rangkaian acara bergenre bersih
desa.
Sementara itu, H.Suwadi, selaku ketua panitia bersih
desa tersebut, menjelaskan tanggung jawab seluruh panitia dalam pelaksanaan
tradisi tahunan ini. Menurutnya, apa yang dilakukan seluruh panitia didukung
sepenuhnya oleh warga Desa Sukorejo.
Saya sebagai warga Desa Sukorejo, kebetulan diberi
tanggung jawab selaku ketua panitia. Malam ini, kita mulai melaksanakan
kegiatan, selanjutnya kita mengadakan lagi. Kegiatan ini dilakukan seluruh
panitia bersih desa dan didukung sepenuhnya oleh warga Desa Sukorejo,”
jelasnya.
Masih ditempat yang sama, Sumardjiono mengungkapkan
upaya melestarikan budaya, khususnya di Desa Sukorejo. Upaya itu menyasar pada
ibu-ibu PKK sebagai personil karawitan.
“Saya ketua kesenian karawitan Suko laras. Kita wajib
membina ibu-ibu PKK, agar bisa ngeluri budaya yang agung ini, agar bisa
bersanding dengan seluruh masyarakat Desa Sukorejo,” ungkapnya.
Senada keterangan dari pihak yang berkompeten dalam
bersih desa tersebut, Kepala Desa Sukorejo, Sudarmanto meyakini tradisi dan
budaya, khususnya di Desa Sukorejo, masih tetap bertahan dan memiliki fansnya,
entah itu karawitan maupun tayub. Fans dua kesenian tersebut tidak hanya dari
warga desa setempat, tapi menjalar hingga Kecamatan Ngasem, bahkan ada yang
rela jauh-jauh dari luar Kediri untuk menyaksikannya. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.