SINGKILTERKINI.NET-KEDIRI. Tradisi turun temurun di Desa
Sukorejo, Kecamatan Ngasem, hari ini mencapai puncaknya. Puncak tradisi ini
diawali dengan prosesi ritual pemberangkatan sedekah bumi dan pusaka leluhur,
sebelum kirab budaya sejauh 2 kilometer dilakukan.
Dikatakan Babinsa Koramil Gampengrejo, Serma Jaenuri,
kirab tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Kirab kali ini
melibatkan seluruh pelajar atau mahasiswa dari tingkat TK hingga perguruan
tingggi. Keterlibatan pelajar atau mahasiswa tersebut, hanya berlaku bagi
sekolah atau perguruan tinggi yang eksis di Kecamatan Ngasem.
Rohmad Sugito, salah satu peserta kirab mengungapkan, rutin
setiap tahun, kirab ini melibatkan seluruh tokoh-tokoh atau perkumpulan
keagamaan yang ada di Kecamatan Ngasem, yang membedakan hanya keterlibatan
pelajar atau mahasiswa. Kirab dimulai dari rumah Kepala Desa hingga ke punden
Ki Ageng Sukodono.
Camat Ngasem, Danu berpesan, agar seluruh warga Kecamatan
Ngasem pada umumnya, dan Desa Sukorejo pada khususnya, untuk senantiasa
melestarikan budaya masing-masing. Menurutnya, budaya itu sangat khas dengan
identitas dan karakter setiap daerah.
“Bersih desa ini sudah menjadi kegiatan rutin. Budaya
itu hasil cipta, rasa dan karsa manusia, untuk itu harus dilestarikan, salah
satunya bersih desa. Budaya bisa menjadi pemersatu dan bersih desa ini kental
dengan tradisi kita,”jelasnya.
Danu juga menegaskan,”Setiap melaksanakan tradisi,
pasti ada kerepotan, repot sana repot sini. Kalau tidak mau repot, ya tidak
usah melaksanakan tradisi. Repotnya menyiapkan, repotnya pada pelaksanaan,
hendaknya menjadi bagian dari gotongroyong, karena gotong royong itu adalah
budaya kita.”
Sementara itu, Kepala Desa Sukorejo, Sudarmanto
menjelaskan seputar kesiapan teknis dan non teknis secara keseluruhan
penyelenggaraan bersih desa. Untuk urusan teknis, ia menyerahkan sepenuhnya
kepada ahlinya atau orang yang berkompeten membidanginya, sedangkan non teknis
diserahkan sepenuhnya kepada pihak panitia.
Senada dengan Ketua Panitia, H.Suwadi, penyelenggaraan
bersih desa sudah menjadi tradisi rutin tahunan dan tidak pernah absen semenjak
ia lahir hingga sudah tua. Ia mengingatkan generasi berikutnya untuk tetap
mempertahan warisan leluhur dengan tetap mengadakan tradisi ini dari tahun ke
tahun.
Asal-usul Dusun Katang atau cikal bakal dari Desa Sukorejo,
tertuang dalam Prasasti Kamulan. Dulunya, Dusun Katang berstatus kedatuan (daerah
pusat pemerintahan) di era Raja Sri Aji Jayabaya. Pada tahun 1194 M atau 1115
Saka, Kedatuan Katang diserang, namun Ken Adeg membantu perlawanan dan merebut
kembali Kedatuan Katang di era pemerintahan Kertajaya.
Bambang Sugianto, pemerhati budaya jawa menjelaskan,
kirab dilakukan secara berangkai, tidak semua kelompok berada dalam satu garis
start. Kelompok utama berangkat dari start utama, sedangkan kelompok berikutnya
terdiri dari pelajar atau mahasiswa, PKK, Karang Taruna, grup seni dan
perorangan. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.