SINGKILREKINI.COM-KEDIRI - Kerja keras BPBD (Badan
penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Kediri bersama tim SAR (Search And
Rescue) gabungan, TNI, Polri, dan warga setempat, akhirnya berhasil menemukan
korban yang hanyut terbawa aliran sungai Brantas. Minggu (7/7/2019)
Setelah selama 2 hari berturut-turut melakukan
penyisiran sepanjang sungai Brantas, korban bernama Muhamad Febrian Koironi (8
tahun), asal Dusun Badal Cikal, Desa Badal Pandean, Kecamatan Ngadiluwih,
Kabupaten Kediri, ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa lagi.
Danramil Ngadiluwih, Kapten Czi Kustoyo melaporkan, korban
ditemukan di sungai Brantas yang berada di Dusun Kolak, Desa Wonorejo,
Kecamatan Ngadiluwih.
Ciri-ciri korban yang bertubuh sedang, berketinggian
sekitar 120 centimeter, dan berambut hitam, dikenali langsung oleh ayahnya
sendiri, Mahfud (51 tahun). Selain ciri-ciri yang dikenali ayahnya tersebut,
ada celana dalam berwarna hijau muda yang masih menempel pada diri korban.
Kepastian identitas korban sendiri juga dibenarkan
dari saksi-saksi yang berada dilokasi pencarian, yaitu Salman (35 tahun),
Basuki (20 tahun), dan Slamet Daroeni (34 tahun, ketiganya berstatus warga Desa
Badal Pandean.
Penemuan tubuh korban hanyut di sungai Brantas
tersebut, juga dibenarkan Kapolsek Ngadiluwih, AKP Sokib Dimyati.
Dugaan sementara, korban hanyut terbawa aliran sungai
Brantas saat mandi disekitar lokasi yang berada di Dusun Badal Cikal, Desa
Badal Pandean, Kecamatan Ngadiluwih. Lokasi ditemukannya korban dengan lokasi
yang diperkirakan tempat ia mandi, berjarak sekitar 2 kilometer.
Sebagaimana dijelaskan Komandan Tim Operasi Basarnas
Kantor Trenggalek, Yoni Fahriza, pencarian tubuh korban dilakukan oleh tim
gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan warga setempat.
Pencarian dilakukan dengan 2 (dua) pola, yaitu
penyisian sungai dengan menggunakan perahu, dan penyisiran darat sepanjang
bantaran sungai Brantas. Penyisiran didarat, dan sungai dilakukan sejauh 3,7
kilometer dari titik yang diduga hilangnya korban.
Saat melakukan penyisiran, ada beberapa hambatan,
seperti perbedaan kedalaman dasar sungai, dan baling-baling pada perahu yang
patah.
Usai diketemukan tim gabungan, korban dibawa ke rumah
orang tuanya, dengan diantar oleh Basarnas, BPBD, TNI, Polri serta perangkat
desa setempat. Menurut informasi langsung dari pihak keluarga, korban akan
segera dimakamkan. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.