SINGKILTERKINI.COM-Kediri. Babinsa Pakunden, Pelda Edy
Sugiarto, meluangkan waktunya mengelilingi Kelurahan Pakunden, Kecamatan
Pesantren, untuk mencari peluang atau potensi daerah yang mungkin bisa diangkat
lewat “Mlaku-Mlaku Babinsa”. Salah satu pekarangan rumah milik Suparwati,
seorang petani asal Kelurahan Pakunden, menjadi sorotan Pelda Edy, lantaran
lahan tersebut ditumbuhi berbagai sayur mayur. rabu (23/1/2019)
Bincang santai
dilakukan di areal pekarangan yang dipenuhi tanaman sayur mayor tersebut.
Bincang santai diawali dengan berbagai pertanyaan seputar eksistensi berbagai
jenis tanaman yang tumbuh subur dipekarangan rumah Suparwati.
Kendati awan mendung
terlihat hitam pekat diatas langit Kota Kediri, tak menyurutkan Pelda Edy untuk
menggali segala sesuatu yang mungkin bisa menambah wawasannya, khususnya
pemanfaatan lahan pekarangan rumah.
Menanggapi pertanyaan
berbagai jenis apa saja yang ditanam dipekarangannya, Suparwati mengatakan,
“Disini ada bawang, ada terong, ada seledri, ada lombok. Tanaman ini sengaja
ditanam dipekarangan, agar tidak lagi beli sayur di pasar. Tapi, kalau butuhnya
banyak, tetap beli di pasar.”
Dilihat sepintas,
memang jawaban Suparwati cukup realistis, lantaran tanaman yang tumbuh
dipekarangannya, semua jenis tanaman yang umum digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dapur rumah tangga.
Jenis tanaman yang
ada dipekarangannya, Suparwati menjelaskan, “Tidak mesti, kadang kalau
terserang hama, tanaman terpaksa dicabut dan diganti benih yang baru. Kita
tidak pernah menggunakan insektisida, karena tanaman ini ditanam bukan untuk
pendapatan rumah tangga, tetapi hanya mengurangi pengeluaran sehari-hari, agar
tidak terlalu kesana kemari ke pasar.”
Memang tanaman yang
ada disini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur rumah tangga secara
keseluruhan, dikarenakan jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan dalam
durasi satu bulan lamanya.
Terkait sudah berama
lama Suparwati menanam tanaman di pekarangannya, ia mengungkapkan, “Sudah 2
tahun ini. Ini ide suami saya, bukan saya. Saya cuma menjalankannya, karena
yang mengambil hasilnya memang untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kalau
ada tetangga yang minta, kita berikan, tapi secukupnya, karena yang ditanam
disini sedikit, tidak banyak.”
Luas pekarangan, dari
barat ke timur sekitar 9 meter, dari utara ke selatan sekitar 16 meter (sekitar
144 meter persegi). Dulunya ini bukan sawah, tapi tanah urukan bekas
pembangunan rumah, lalu dimanfaatkan untuk tanaman sayur-sayuran.
Sedangkan untuk
penggunaan pupuk, Sudarwati mengungkapkan, “Kalau pupuk tetap pakai, tapi tidak
khusus. Pupuk yang dipakai adalah sisa penggunaan pupuk di sawah, jadi tidak
khusus untuk tanaman disini. Kalau pupuk habis, tanaman ini tidak kita pupuk,
karena ini tanaman sampingan, kalau tanaman utama adanya di sawah, bukan
disini.”
Suparwati memastikan,
kalau kendala tidak ada, tapi kalau apes (kurang beruntung), ia menjawab ya. Ia
mengakui pernah dulu hujannya terlalu deras dan terus menerus, jadinya tanaman
tidak bisa tumbuh normal, akhirnya dicabut dan diganti. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.