-->

Strategi Guru Sebagai Mitra

REDAKSI

Foto: Ilustrasi/Net

SINGKILTERKINI.NET - Problem pendidikan terjadi dari berbagai sektor, termasuk peran guru terhadap peserta didik. Pendidikan merupakan kombinasi dari berbagai elemen pelaku. 

Ada hal yang hampir terlupakan dan jarang diterapkan pada diri seorang pendidik, yaitu menjadikan peran guru sebagai mitra bagi peserta didik. Peran ini dapat dijadikan strategis dalam proses belajar mengajar di sekolah. 

Pada umumnya seorang manusia lebih identik dengan perhatian dan keakraban, melalui proses timbulnya rasa ketidak percayaan diri, ketidak nyamanan, status sosial dan tingkat intelegensi kongnitif. Maka dapat ditemukan di sekolah-sekolah, seorang siswa malas belajar, tidak bersedia mengerjakan projek, perilaku kasar dan hanya datang ke sekolah sebagai pemenuhan intruksi orangtua.

Kasus ini bila tidak teratasi, maka berpotensi kegiatan proses belajar mengajar yang kreatif akan terhambat. Di masa pandemi covid 19, banyak sekali keluhan-keluhan para guru tentang keinginan siswa belajar e-learning begitu rendah. 

Banyaknya video motivasi yang beredar di media informasi dijadikan avian mengatasi permasalahan tersebut dan hanya sebagaian guru dapat menerapkannya. Seorang guru harus mampu menjadi mitra disaat kegiatan belajar, artinya menciptakan suasana yang akrab dan menghilangkan perbedaan-perbedaan yang mencorak.

Ada beberapa kasus yang menjadi pengamatan tentang Strategi Guru Sebagai Mitra di sekolah:

Seorang siswa yang lagi mengikuti pemebelajaran dengan rasa malas, dilihat ketika pengerjaan projek dilakukan dan tidak menuntaskannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Maka guru harus merespon dengan cepat atas kendala tersebut melalui cara memetakan hasil projek yang dikerjakan.

Untuk menguji respon belajar, guru memberikan nilai yang tinggi terhadap siswa yang mengalami kendala dalam belajar, dengan tujuan seberapa tinggi tingkat kepedulian siswa tersebut terhadap materi yang diterapkan. Lalu hasil penilaian dibagikan kepada masing-masing siswa.

Kemudian guru mengamati respon yang telah menerima nilai hasil projek yang dikerjakan. Selanjutnya guru menyuruh untuk membandingkan hasil kerja dengan teman sejawat secara berdampingan.

Setelah proses tersebut, guru melihat respon siswanya, apakah ada siswa yang tidak terima dengan hasil penilaian atau ada yang diam saja dan tidak memberikan komentar. Dari dasar tersebut guru dapat melihat kepedulian siswa terhadap pembelajaran dan rasa tanggung jawab serta kepantasan memeperoleh nilai tinggi yang diberikan.

Untuk memecahkan kasus tersebut sangat tepat menggunakan strategi Guru sebagai Mitra, dan langkah pertama; guru memanggil dua orang siswa yang nilainya sama tetapi hasil kerjanya projeknya berbeda. Pemanggilan tersebut tidak dilakukan di dalam kelas, tetapi guru melakukannya di luar jam pembelajaran dengan harapan dapat menciptakan kesenangan di atas perbedaan hasil penilaian projek. 

Dengan pendekatan pesuasif, guru dan siswa saling berdiskusi untuk menetapkan nilai yang paling tepat sesuai dengan hasil pengerjaan projek yang sesuai pencapaian. Berdiskusi sangat penting untuk penetapan angka nilai terhadap kerja siswa. 

Maksud tujuan tersebut adalah kesan yang ditampilkan seorang guru terhadap siswanya begitu dekat, dan nilai yang buruk bukan menjadi suatu hukuman tetapi menjadi evaluasi tersendiri. 

Di masa pandemi covid 19, asesmen tidak berjalan dengan baik karena kurangnya peran guru sebagai mitra, itu terlihat ketika memberikan penilaian hasil kerja pembelajaran daring sangat sulit dilakukan. Bahkan guru mengancam siswa dengan nilai rendah jika tidak mengerjakan projek tepat waktu, sehingga siswa menjadi stres, tidak nyaman, dan murung ketika menerima pembelajaran selanjutnya.

Solusi yang di tawarkan adalah mengajak siswa berdiskusi tetang materi pembelajaran yang berpedoman kepada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan menyertakan siswa dalam kegiatan penilaian, hingga siswa benar-benar merasa dihargai dan diperlukan dalam tahapan kegiatan.

Banyak motivator pendidikan yang menampikan video-video yang menayangkan cara memberikan tugas terhadap siswa dengan kegiatan rumah. Hal tersebut sangat baik dilakukan, namun perlu di ingat pembelajaran juga harus mengacu kepada kurikulum penyederhaan masa pandemi.

Alangkah baiknya seorang guru melakukan diskusi kepada siswanya dalam pemilihan materi, dengan cara menyebarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kepada siswa tentang topik-topik pembelajarn secara terstruktur serta ber aroma games, dan biarkanlah mereka memilih materi yang diinginkan.

Dari strategis ini juga, mengajarkan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam keadaan sulit dan dimanapun. Dengan strategi ini juga, dapat membantu kebingungan orangtua siswa tentang sistem Pembelajar Jarak Jauh (PJJ).


DESKRIPSI PENULIS
Nama: Syafriadi, S.Pd.Gr
Dilahirkan di Haloban Kecamatan Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh pada tanggal 18 April 1985. Merupakan anak pertama dari sembilan bersaudara dari pasangan Safar dan Saflina. Menempuh pendidikan dimulai dari SD Negeri Haloban dan lulus tahun 1999, SMPN Pulau Banyak lulus tahun 2001, SMAN 1 Pulau Banyak lulus tahun 2005, kuliah di Universitas Serambi Mekkah lulus tahun 2010, dan Melanjutkan Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Medan lulus pada tahun 2014. Penulis adalah guru di daerah sangat tertinggal di SMA Negeri 1 Pulau Banyak Barat dan hobby menulis dan olahraga. Mempunyai cita-cita membahagiakan keluarga dan bermanfaat bagi oranglain, serta Agama, Nusa dan Bangsa.
Komentar Anda

Strategi guru sebagai mitra,, mantap pak

Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.

Berita Terkini