SINGKILTERKINI.COM | Komandan Kodim (Dandim) 0118/Subulussalam Letkol Inf Winarko, S.Ag, ST(Han) yang diwakili oleh Danramil 01/Simpang Kiri, Kapten Inf Musa menghadiri workshop Penggiat Antinarkoba di Aula Pendopo Wali Kota Subulussalam, Senin, 23 April 2018.
Workshop ini juga dihadiri perwakilan BNN Pusat, Irjen Pol. Drs. Daunan Ismail, Wali Kota Subulussalam, H. Merah Sakti, Kapolres Aceh Singkil, AKBP Andrianto Argamuda, S.IK, unsur MPU Ustaz Maksum dan Kepala Bappeda Kota Subulussalam, Muhammad Ali Tumangger, S.STP.
Saat menjadi narasumber, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, Brigjen Pol. Drs. Faisal Abdul Naser mengatakan bahwa peredaran narkoba di Aceh sudah sangat mengkhawatirkan, apalagi narkoba sudah mulai masuk ke desa-desa hingga ke tingkat dusun.
"Sekarang ini tidak ada lagi desa dan lurah yang tidak masuk narkoba di Aceh. Saya menerima keluhan dari kades dan camat keluhan mereka sama, narkoba sudah masuk ke kampung-kampung," Brigjen Pol. Drs. Faisal Abdul Naser.
Dia juga menyampaikan bahwa untuk memberantas peredaran narkoba yang merusak generasi Aceh, khususnya di Kota Subulussalam, semua pihak harus terlibat aktif untuk memerangi barang haram itu, mencegah agar tidak masuk ke desa-desa.
Narkoba lanjutnya, banyak beredar di karenakan ada banyak pintu masuk ke Aceh, seperti daerah-daerah perbatasan dan lewat jalur laut. Selain itu, bisnis narkoba juga sangat menggiurkan, jasa memberitahu barang (narkoba) sudah sampai saja dikasih fee senilai Rp10 juta per kilogram.
Brigjen Pol. Drs. Faisal Abdul Naser juga mengungkapkan, banyaknya para pencari ikan yang tergiur dengan bisnis ini, apalagi 1 kilogram dihargai Rp10 juta cuma memberitahu barang sudah sampai. Terlihat cepat kaya, tapi ujung-ujungnya habis semua.
Sambungnya, Peredaran narkoba yang sudah masuk ke tingkat desa dan dusun, harus dilawan dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, karena narkoba ancaman terbesar bagi semua kalangan. Dia juga berkeyakinan jika narkoba akan bisa basmi dan dilawan. Penjajah saja lanjutnya, bisa dilawan, apalagi dengan narkoba.
Menurutnya, BNNP Aceh sudah membuat program kearifan lokal dengan cara bekerja sama seluruh lapisan masyarakat, bersama-sama menumpas peredaran narkoba. Kearifan lokal sebagai benteng, masyarakat memiliki peranan penting upaya mencegah peredaran narkoba masuk ke wilayah pedesaan dan dusun. [Rel]
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.