SINGKILTERKINI.NET,BANDA ACEH – Gelombang penolakan atas pemindahan empat pulau dari wilayah Aceh ke Sumatera Utara terus meluas. Kali ini, gabungan organisasi kepemudaan, mahasiswa, dan paguyuban pelajar Aceh menyatakan sikap tegas: “Pulau itu milik Aceh. Jangan coba-coba cabut sejarah dan kedaulatan kami!”
Dalam konferensi pers yang berlangsung di Banda Aceh, Senin, 16 Juni 2025, gabungan yang terdiri dari Pelajar Islam Indonesia (PII), IMM, PMII, KAMMI, IPNU, IPM, HMI, PW Pemuda Muhammadiyah, BEM STIES, hingga HIPMASIL menyampaikan ultimatum terbuka kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan jajaran pemerintah pusat.
“Kami menolak keras Kepmendagri yang secara sepihak memindahkan Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Ketek, dan Pulau Mangkir Gadang ke Sumatera Utara. Ini bentuk pengkhianatan terhadap Aceh,” tegas salah satu perwakilan mahasiswa.
Tiga Tuntutan kepada Presiden
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan secara bersama, mereka menyampaikan tiga tuntutan utama:
-
Presiden diminta segera mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) yang menetapkan kembali keempat pulau sebagai bagian sah dari Provinsi Aceh.
-
Gubernur Aceh diminta untuk tidak lagi bungkam, melainkan mengambil sikap politik dan hukum yang jelas membela kepentingan rakyat Aceh.
-
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian didesak dicopot, karena menerbitkan keputusan yang dinilai cacat hukum, menyalahi Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA), dan melukai kepercayaan publik.
Ancam Aksi Serentak
Lebih dari sekadar pernyataan, gabungan pemuda ini menyatakan siap menggelar aksi serentak di seluruh Aceh dan kota-kota besar di Indonesia jika pemerintah pusat tidak merespons tuntutan dalam waktu 3 x 24 jam.
“Ini bukan hanya soal empat pulau. Ini tentang bagaimana pusat memperlakukan Aceh. Kami ingin hak kami dikembalikan, bukan diatur sesuka hati,” kata salah seorang aktivis PII Aceh.
Kekuatan Moral dan Sejarah
Gabungan OKP, BEM, dan paguyuban ini mengingatkan bahwa Aceh adalah daerah istimewa yang diikat oleh sejarah panjang perjuangan, MoU Helsinki, dan UUPA. Pemindahan wilayah tanpa persetujuan Pemerintah Aceh dan DPRA dinilai bertentangan dengan semangat otonomi dan perdamaian.
“Jika empat pulau saja bisa dipindahkan diam-diam, maka ke depan daerah lain pun bisa digerus. Hari ini Aceh, besok siapa?” ujar perwakilan HMI Aceh.
Siapa Saja yang Bergabung?
Gabungan ini terdiri dari organisasi dan paguyuban mahasiswa lintas latar belakang:
- Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh
- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Aceh
- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aceh
- Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh
- Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Aceh
- Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Aceh
- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Aceh
- Pemuda Muhammadiyah Wilayah Aceh
- Badan Eksekutif Mahasiswa STIES Aceh
- Himpunan Pelajar Mahasiswa Aceh Singkil (HIPMASIL)
Pesan Tegas ke Jakarta
Para pemuda Aceh menutup konferensi dengan pesan keras:
“Kami bukan sedang membuat gaduh. Kami sedang membela bumi kami. Pulau kami. Jangan cabut satu inci pun tanah Aceh tanpa pertarungan yang pantas.” (RED/JML)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.