-->

Jangan Singkirkan Syair Dendang Pulau Banyak Barat

REDAKSI

SINGKILTERKINI.NET,ACEH SINGKIL - Pulau Banyak Barat selain kaya akan tempat wisata dan kuliner terdapat juga ragam adat dan budaya yang belum familiar salah satunya yakni Syair Dendang atau yang disebut (Sikambang). Sikambang merupakan sanggar seni yaang diwariskan turun-temurun oleh endatu pulau ini yang kian dilestarikan.

Bunyi Sikambang ini membentuk sebuah syair yang dinyanyikan dengan irama mendayu-dayu yang dipadukan dengan suara biola dan diiringi dentuman gendang hingga membentuk sebuah lirik lagu yang mengeluarkan irama.

Bila dilihat secara bahasa, Seni Syair Sikambang ini berupa jenis puisi lama yang terdiri atas dua sampiran dan dua baris isi,kemudian memiliki satu bait sedangkan jumlah barisnya mencapai delapan baris.

Dalam kandungan isi Syair Dendang tersebut secara semantik terdapat pesan moral dan ungkapan religi seperti nasihat agama, motivasi, sejarah dan gambaran tentang Pulau Banyak Barat. Untuk menentukan syair yang di lantunkan biasanya para peserta Syair terlebih memelihat pada tariannya.

Sedangkan alat pendukung lainnya menggunakan alat teradisional berupa dendang dan biola saja, dalam praktik nya masing-masing tukang syair dan biola saling bergantian untuk memperankannya sementara pelaku tukang pukul gendang tidak ada keterbatasan pemain dalam seni ini.

Lantunan Syair Dendang Pulau Banyak Barat ini menggunakan bahasa yang disebut (dialek Anauk jame, kompilasi dengan bahasa Padang, umumnya masyarakat yang tinggal di kecamatan ini menggunakan bahasa anauk jame.
Adapun Bahasa resminya daerahnya adalah Bahasa Haloban yang merupakan rumpun bahasa Devayan dari kabupaten Simelue, namun kondisi bahasa ini hampir punah, akibat para penuturnya berkurang hanya sebahagian saja yang masih aktif berkomunikasi untuk penggunkannya.

Selanjutnya Syair Dendang ini dilengkapi oleh tarian adat seperti Tari Bungkus, Tari Payung, Tari Perak-perak dan tarian lainnya. 

Antara Syair Dendang dan Tarian ini sudah memiliki satu kesatuan yang di padukan, bila kita melihat saat dimainkan sesuai antara lirik yang di lantunkan dengan gerakan tari. Biasa nya keragaman ini bisa kita lihat pada organisasi sanggar atau pada acara berlangsung.

Syair Dendang ini sering ditampilkan pada saat acara pernikahan, sunatan, sanggar tari dan acara adat lainnya. Adapun yang sering ditampilkan biasanya pada saat persepsi pernikahan.

Untuk kegiatan ini sudah dipersiapkan baik dari pilihan syairnya hingga persiapan tariannya seperti Tari perak-perak dan Tari Adok.

Kronologis sejerahnya tradisi ini sudah sejak lama ada di pulau ini kemudian terus dipelihara para masyarakat pulau sampai hari ini,sebab pulau ini sangat kental akan budaya dan adat, budaya ini mulai muncul semasa Pulau Banyak Barat ini menganut sistim pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh raja yang berasal dari kota Padang sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, alhasil hari ini banyak diantara generasi baru tidak bisa melakoni bunyi Syair Dendang tersebut.

Saat ini hanya beberapa orang tua saja yang bisa melakukannya. Adapun untuk latihan sanggarnya hanya tarian saja.

Masyarakat Pulau Banyak Barat ini terdiri dari tiga suku yaitu suku Padang, suku Nias, suku Aceh dan suku Batak. Seiring berkembangnya pulau ini mulai dikunjungi oleh masyarakat luar sampai hari ini hingga mereka memilih untuk tinggal di pulau ini.

Pada tahun 2010 Palau ini berubah setatus menjadi kecamatan. Adapun sisitim hukum yang diterapkan pulau ini merujuk kepada ajaran Islam dan hukum Adat.

Seni sanggar yang ada di PBB ini sudah membentuk komunitas yang terdiri dari pada orang tua dan pemuda setempat dengan begron organisasi, namun sayang nya banyak para penggiat syair ini merupakan dari kalangan orang tua.

Melalui program ini hendaknya para generasi bisa lebih mengenal profil adat yang ada di pulau tersebut salah satu Syair Dengdang PBB dan berminat untuk mempejarinya dan melestarikannya.

Kearifan lokal ini merupakan wujud budaya sakral yang di warisakan turun-temurun oleh nenek moyang negri ini dari generasi ke generasi berikutnya, tujuannya agar tradisini dikembangkan dan kelestariannya bahkan dikenalkan pada khalayak ramai sehingga tidak luntur oleh gerus zaman dan waktu.

Tujuan lainnya adalah lewat syair ini para masyarakat luas lebih detail lagi mengalal tentang Pulau Banyak Barat, mulai masyarakat ibu kota hingga ke manca Negara,baik dari segi wisata, kuliner, budaya dan sanggar kesenian menjadi kenangan bagi pengunjung bila pulang dari pulau tersebut sehingga tradisi ini menjadi mendunia.

Akan tetapi, kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan bila generasi milineal pulau ini tidak bisa menjaganya bahkan tidak bisa mempraktikkan syair tersebut, dicemaskan di masa yang akan datang seni dendang ini bisa tersingkirkan
Sementara ini generasi muda hanya mampu untuk memukul gendang semata,akibatnya nya banyak diantara mereka kurang meminati nya, bukan karna disengaja akan tetapi minim nya guru dalam hal ini ditambah lagi minesnya kemauan yang dipengaruhi teknologi

Data ini berdasarkan observasi penulis ketika bersama Kencana Ria Keyboar,organisasi ini meliputi tiga peran yakni syair dendang, sanggar tari dan hiburan keyboard, organisasi ini tetap aktif berperan dalam melesrltarikan adat yang ada,namun sayang para pegiat Sikambang ini hanya beberapa orang saja yang bisa dan begitu juga dengan memaainkan alat musik berupa biola.

Biola juga merupakan alat musik yang sangat sensitif karna kedua objek ini satu tubuh bila dimainkan, musik biola ini berperan untuk mengindahkan cengkok syair tersebut sehingga bunyi menjadi sedap bila didengar.

Untuk itu dalam belajar syair dendang semestinya perlujuga untuk menekuni dan memainkan alat musik seperti biola ini,karna alat ini bagian dari inti syair dendang tersebut.

Semoga dengan terbentuknya sanggar seni yang ada di pulau ini bisa mengajarkan kembali kepada generasi berikutnya baik melalui syair dendang, petikan biola dan jenis tarian lainnya sehingga budaya ini tidak tersingkirkan oleh pengaruh teknologi dan dapat mewariskan kepada generasi berikutnya.

Diharapkan juga kepada pemerintah kota dan instansi bagian adat agar lebih memperhatikan budaya yang ada di pulau ini, untuk mensport keberlanjutannya paling tidak memberikan bantuan fasilitas yang diperlukan sehingga para penggiat dan generasi dapat berlatih dengan serius hingga cinta terhadap budaya sendiri.
Kemudian memberikan kesempatan untuk menampilkan tradasi kearifan lokal) yang ada di daerah masing-masing baik pada saat acara yang diselenggaran oleh pemerintah dan instansi lainnya sehingga warisan budaya ini tetap terjaga.

Bila kita lihat saat ini banyak diantara generasi Milineal lebih mencintai budaya kebarat-baratan dari pada budaya sendiri hingga membawa mereka kerah budaya yang negatif.

Untuk itu perlu juga peran mahasiswa dalam mengangkat tradisi seni Syair Dendang dengan cara melestarikan dan mengenalkan kepada generasi baru supaya mereka akan kenal dengan budaya mereka sendiri,dengan demikian seni ini bisa bertahan dari ke generasi kegerasi berikutnya.semoga tercapai.

Penulis: Nendisyah Putra (Guru Bahasa Indonesia UPTD SPF SMP N 2 Pulau Banyak Barat)
Komentar Anda

Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.

Berita Terkini