LOMBOK TENGAH, SINGKILTERKINI.NET - Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI) konsisten dengan programnya untuk memajukan pariwisata Indonesia, baik wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata spiritual, wisata permainan, wisata edukasi, wisata agro, dan yang lainnya.
"Untuk melaksanakan program tersebut, tentu tidak lepas dari kewajiban untuk melakukan survei dan kunjungan ke objek-objek yang dimaksud agar mengetahui cara dan model yang tepat dalam memasarkan informasi kepariwisataannya," kata Pakar Kepariwisataan yang juga Ketua Umum GENPPARI, Dede Farhan Aulawi yang baru saja kembali ke Jakarta setelah mengunjungi salah satu Kampung Budaya di tanah air yang bernama Kampung Sade, yang berada di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
"Untuk melaksanakan program tersebut, tentu tidak lepas dari kewajiban untuk melakukan survei dan kunjungan ke objek-objek yang dimaksud agar mengetahui cara dan model yang tepat dalam memasarkan informasi kepariwisataannya," kata Pakar Kepariwisataan yang juga Ketua Umum GENPPARI, Dede Farhan Aulawi yang baru saja kembali ke Jakarta setelah mengunjungi salah satu Kampung Budaya di tanah air yang bernama Kampung Sade, yang berada di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Dede, Kampung Sade merupakan salah satu kampung yang masih menjaga tradisi Suku Sasak sampai sekarang. Dari sisi bangunan rumah, adat istiadat, dan budayanya benar-benar masih terjaga sampai saat ini.
"Sungguh merupakan suguhan nuansa perkampungan asli pribumi Lombok, misalnya bangunan rumah yang atapnya dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan langsung beralaskan tanah," ujarnya.
Terlebih, lanjutnya, keunikan juga terletak pada tembok lantai yang tidak menggunakan semen, melainkan menggunakan kotoran kerbau.
"Sungguh merupakan suguhan nuansa perkampungan asli pribumi Lombok, misalnya bangunan rumah yang atapnya dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan langsung beralaskan tanah," ujarnya.
Terlebih, lanjutnya, keunikan juga terletak pada tembok lantai yang tidak menggunakan semen, melainkan menggunakan kotoran kerbau.
Meskipun saat ini ada sebagian bangunan yang alas lantainya sudah menggunakan semen untuk melayani tamu yang ingin menginap di kampung itu. "Jadi pertimbangannya adalah semata penghormatan pada tamu," ujarnya.
Dede juga menyampaikan, bahwa untuk mencapai lokasi wisata di Kampung Sade tidaklah sulit, karena lokasinya relatif dekat dari Bandara International Lombok Praya, yaitu hanya sekitar 9 km.
"Dari lokasi ini para wisatawan juga biasanya melanjutkan perjalanan ke pantai indah yang bernama Kuta Mandalika. Sebuah pantai yang indah, bersih dan eksotis. Bahkan, sebentar lagi juga akan memiliki sirkuit internasional, maka bisa dipastikan perkembangan pariwisata di Lombok ini akan maju dengan pesat," sebutnya.
Dede juga menyampaikan, bahwa untuk mencapai lokasi wisata di Kampung Sade tidaklah sulit, karena lokasinya relatif dekat dari Bandara International Lombok Praya, yaitu hanya sekitar 9 km.
"Dari lokasi ini para wisatawan juga biasanya melanjutkan perjalanan ke pantai indah yang bernama Kuta Mandalika. Sebuah pantai yang indah, bersih dan eksotis. Bahkan, sebentar lagi juga akan memiliki sirkuit internasional, maka bisa dipastikan perkembangan pariwisata di Lombok ini akan maju dengan pesat," sebutnya.
Untuk itulah, GENPPARI, khususnya jajaran Pengurus GENPPARI Nusa Tenggara Barat akan terus berkoordinasi dengan jajaran pengurus pusat dalam mempromosikan pariwisata Lombok. "Salah satunya Kampung Sade ini," bebernya.
Dede menambahkan, bahwa suku asli Pulau Lombok yang masih mempertahankan budaya Sasak ini sebenarnya ada tiga, yaitu Bayan, Sade, dan Rambiten. Namun demikian, yang paling banyak dikunjungi wisatawan umumnya Sade dan Rambiten, karena mungkin pertimbangan jarak yang letaknya tidak jauh dari Mataram.
Sebagaimana kampung budaya yang lainnya, mata pencaharian penduduk di daerah itu sebagian bekerja sebagai tour guide atau petani. Sementara, kaum wanita umumnya memiliki keterampilan memintal kain tenun sasak, termasuk berdagang oleh - oleh yang terkait objek wisata seperti kain tenun, kaos, gantungan kunci, patung, dan berbagai pernak-pernik kecil khas Lombok.
Dede menambahkan, bahwa suku asli Pulau Lombok yang masih mempertahankan budaya Sasak ini sebenarnya ada tiga, yaitu Bayan, Sade, dan Rambiten. Namun demikian, yang paling banyak dikunjungi wisatawan umumnya Sade dan Rambiten, karena mungkin pertimbangan jarak yang letaknya tidak jauh dari Mataram.
Sebagaimana kampung budaya yang lainnya, mata pencaharian penduduk di daerah itu sebagian bekerja sebagai tour guide atau petani. Sementara, kaum wanita umumnya memiliki keterampilan memintal kain tenun sasak, termasuk berdagang oleh - oleh yang terkait objek wisata seperti kain tenun, kaos, gantungan kunci, patung, dan berbagai pernak-pernik kecil khas Lombok.
Para wisatawan biasanya juga diajak keliling kampung Sade oleh tour Guide sekaligus menerima berbagai penjelasan yang terkait dengan budayanya.
Di tengah perkampungan, kata Dede, juga ada sebuah Masjid Tradisional yang sangat menarik. Dan ketika memasuki waktu shalat Dzuhur, maka Tim GENPPARI pun melakukan sholat terlebih dahulu sambil merasakan nikmatnya ibadah di sebuah kampung tradisional yang masih memegang teguh budaya warisan leluhurnya.
Nah bagi anda yang penasaran untuk berkunjung ke kampung Sade, segera berwisata untuk mengenal keragaman budaya bangsa. Semakin banyak yang kita kenal, maka rasa syukur pada Allah SWT dan kecintaan pada negeri akan semakin meningkat.
Indonesia negeri kita memang indah, dan tidak akan pernah habis untuk mengeksplorasi berbagai keindahan yang dimilikinya. Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi bangsa Indonesia untuk selalu bersyukur pada Allah SWT. (Jml/Red)
Di tengah perkampungan, kata Dede, juga ada sebuah Masjid Tradisional yang sangat menarik. Dan ketika memasuki waktu shalat Dzuhur, maka Tim GENPPARI pun melakukan sholat terlebih dahulu sambil merasakan nikmatnya ibadah di sebuah kampung tradisional yang masih memegang teguh budaya warisan leluhurnya.
Nah bagi anda yang penasaran untuk berkunjung ke kampung Sade, segera berwisata untuk mengenal keragaman budaya bangsa. Semakin banyak yang kita kenal, maka rasa syukur pada Allah SWT dan kecintaan pada negeri akan semakin meningkat.
Indonesia negeri kita memang indah, dan tidak akan pernah habis untuk mengeksplorasi berbagai keindahan yang dimilikinya. Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi bangsa Indonesia untuk selalu bersyukur pada Allah SWT. (Jml/Red)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.