SINGKILTERKINI.NET-KEDIRI. Ketersediaan pakan ternak menjadi
kebutuhan yang tidak bisa dihindari lagi, termasuk pakan berjenis rerumputan.
Babinsa Koramil Gampengrejo, Serka Suyata menelusuri potensi dari budidaya
rumput gajah untuk mencukupi ketersediaan pakan ternak, khususnya di Kecamatan
Ngasem dan Gampengrejo (sabtu,21/9/2019).
Untuk mengetahui lebih dalam potensi dari budidaya rumput gajah di Desa Nambaan,
Kecamatan Ngasem, ada 3 peternak sekaligus pelaku budidaya rumput gajah yang
menjadi nara sumber berdasarkan praktek dilapangan.
Menurut Narto, sebenarnya rumput gajah ini mudah
ditanam dimana saja, dan bisa tumbuh segala kondisi tanah atau dataran. Di Desa
Nambaan khususnya, rumput gajah ditanam diareal yang kurang dimanfaatkan untuk
tanaman pangan, seperti padi, jagung dan sejenisnya.
Areal tersebut, lanjut Narto, tidak seluas tanaman
pangan, karena pemanfaatannya sebatas untuk kebutuhan pakan ternak.
Pemaksimalan lahan kosong atau sempit, juga dilakukan peternak, semisal menanam
dipinggiran atau bantaran sungai, lahan kosong dipekarangan rumah maupun kanan
kiri badan jalan.
Namun, seiring perkembangan jumlah ternak yang
dimiliki warga, rumput gajah tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri,
tetapi sebagian memang untuk dijual. Di Desa Nambaan sendiri, areal budidaya
rumput gajah tidak ada yang mencapai 1 hektar luasnya, maksimal hanya sekitar
0,5 bahu atau 3.500 meter persegi atau 0,35 hektar.
Sementara itu, dikatakan Yoyok, rumput gajah umumnya
akan dipanen saat berumur 90 hari atau 3 bulan pada panen pertama, kemudian
dipanen lagi pada saat berumur 45 hari atau 1,5 bulan diwaktu musim hujan, dan
dipanen lagi saat berumur 60 hari atau 2 bulan ketika memasuki musim kemarau.
Hasil rumput gajah, tidaklah sama pada panen pertama,
panen kedua hingga panen ketiga. Kendati hasilnya tidak sama, tidak
mempengaruhi ketercukupan pakan ternak, karena ditempat lain atau desa lainnya,
bisa menutup kekurangan akan kebutuhan rumput gajah.
Ditempat terpisah, Mukid menjelaskan, budidaya rumput
gajah sebenarnya nilai rupiahnya cukup menggiurkan, namun budidaya itu sendiri
juga harus diimbangi kebutuhan akan pakan ternak. Tanpa menggunakan pupuk saja,
lahan seluas 0,5 bahu atau 0,35 hektar, bisa menghasilkan 5,4 ton rumput gajah.
Tetapi, kalkulasi 5,4 ton tersebut berada ditanah yang
subur, sedangkan tanah yang kurang subur, hanya bisa menghasilkan sekitar 3,6
ton hingga 4,2 ton per 0,35 hektar. Tidak cuma tanah subur saja bisa
menghasilkan 5,4 ton itu, kondisi tanah juga harus berkecukupan pasokan air.
Apabila menggunakan pupuk, umunya digunakan pupuk organik,
sedangkan pupuk kimia sangat jarang digunakan, dan waktu terbaik memulai
budiaya rumput gajah pada saat menjelang musim hujan atau berakhirnya musim
kemarau. Umumnya, di Desa Nambaan, peternak menanam rumput gajah pada bulan
September hingga Nopember.
Rata-rata tujuan budidaya rumput gajah, dijelaskan
Mukid, peternak hanya menanam untuk kebutuhan pakan ternaknya sendiri. Tetapi,
ada sebagian kecil yang menanamnya untuk dijual. Harga jual rumput gajah bisa
naik, bisa juga turun, tergantung kondisi besar kecilnya kebutuhan, namun
rata-rata rumput gajah dijual kisaran Rp 250.000,- per ton hingga Rp 350.000,-
per ton. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.