SINGKILTERKINI.NET, ACEH SINGKIL - Buah naga menjadi primadona di Kampong Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Tempat tersebut dijadikan sentra agrowisata buah naga atau Hylocereus polyrhizus yang setiap bulannya omzet dari perkebunan tersebut mencapai juta rupiah.
"Kebun buah naga ini adalah kebun biasa, apalagi ditanam diatas lahan kaplingan rumah seluas 20 x 40 meter bujur sangkar, namun sejak beberapa bulan terakhir ini tiba - tiba berubah menjadi kawasan agrowisata," kata Adi Banurea, pemilik kebun buah naga Arin, Kampong Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, saat ditemui Singkilterkini.net di kebunnya. Sabtu (31/8/2019).
Adi Banurea mengungkapkan, Ia mulai menanam buah naga pada Maret 2018, dan sejak beberapa bulan terakhir ini, bisnis buah naga yang hanya menggunakan pupuk organik diantaranya kotoran kambing dan jangkos sawit sudah mulai menghasilkan, dan setiap bulannya mampu menghasil omzet mencapai 6 hingga 7 juta rupiah.
![]() |
Kebun Buah Naga Arin, di Desa Sukamakmur |
Awalnya, kata Adi, para peminat buah naga tidak terlalu banyak, bahkan saat panen juga banyak yang tersisa, walaupun sebagian hasil panen tersebut sudah dikirim ke berbagai pasar di Aceh Singkil termasuk kepada para konsumen.
Namun, sejak beberapa bulan terakhir ini, bisnis buah naga mulai menggeliat dan sangat menjanjikan. Apalagi, banyak pembeli memburu buah naga, yang datang baik dari wilayah Aceh Singkil maupun dari daerah lainnya.
Para pemburu buah naga tersebut, tidak hanya datang untuk membeli buah naga. Tetapi, mereka juga selain memanfaatkan keindahan kebun buah naga, namun juga memanfaatkan momentum dengan ikut serta memetik langsung buah naga dikebun milik Adi Banurea.
Diungkapkannya, jika para pemburu buah naga tidak hanya berkunjung kelokasi kebun buah naga miliknya, akan tetapi kebun buah naga milik tetangganya yang berada di Kawasan Perumahan Enda Makmur, Dusun IV, Kampong Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil juga tidak luput dari perhatian para pembeli.
![]() |
Para pewarta saat makan buah naga bersama Adi Banurea |
Pemilik perkebunan ini pun mengaku sempat kewalahan untuk menyediakan permintaan dari konsumen, sehingga untuk saat ini hanya dijual di kebun saja.
"Buah naga ini mulai di panen dalam sebulan dua kali, dan setiap kali panen menghasilkan sedikitnya 100 kilo gram dengan harga jual Rp 30 ribu untuk satu kilogramnya," ujar Adi Banurea yang juga aktif bertugas sebagai anggota TNI jajaran Koramil 03/Gunung Meriah, Kodim 0109/Aceh Singkil.
Menurut Adi, perkebunan tanaman buah naga miliknya di Desa Sukamkmur, Kecamatan Meriah usianya sudah 1, 5 tahun. Ia mengaku bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya saat panen buah naga dan usaha ini juga dinilai sangat menjanjikan.
Ia menjelaskan, dalam proses penanamannya, buah naga membutuhkan waktu hingga satu tahun masa pertumbuhan, setelah itu barulah buah naga siap untuk dipetik hasilnya.
Menurut Adi, perkebunan tanaman buah naga miliknya di Desa Sukamkmur, Kecamatan Meriah usianya sudah 1, 5 tahun. Ia mengaku bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya saat panen buah naga dan usaha ini juga dinilai sangat menjanjikan.
Ia menjelaskan, dalam proses penanamannya, buah naga membutuhkan waktu hingga satu tahun masa pertumbuhan, setelah itu barulah buah naga siap untuk dipetik hasilnya.
![]() |
Pemilik Kebun Buah Naga Arin |
Setelah melewati masa tanam itu, dalam satu bulan, Banurea sudah bisa memanen buah naga hingga dua ratus kilogram. Dalam masa panen buah naga terkadang juga bisa menghasilkan buah yang lebih banyak.
"Dalam suatu waktu, buahnya melimpah ruah, jelas saja omzet bertambah, dan untuk omzet normal perbulannya Rp 6 juta hingga Rp 7 juta rupiah," ungkapnya.
Ia juga berbagi ilmu budidaya buah naga dan menyarankan saat memulai usaha tersebut, yang paling penting dilakukan ialah pemilihan bibit dan cara merawatnya. Untuk petani, lanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah cara perawatannya dan itu penting sekali.
Sambungnya, dalam perawatan keseharian khususnya dalam mengantisipasi kerusakan pohon buah naga, lahan harus bebas dari serangga dan harus diberi tonggak kayu di sekeliling pohon buah naga.
"Soal batas usia tanaman, tergantung perawatannya dan tonggak kayu yang disiapkan, harus kayu pilihan, " ujarnya seraya menjelaskan jika tonggak kayu yang digunakan adalah jenis kayu dumli. (Jamaluddin)
"Dalam suatu waktu, buahnya melimpah ruah, jelas saja omzet bertambah, dan untuk omzet normal perbulannya Rp 6 juta hingga Rp 7 juta rupiah," ungkapnya.
Ia juga berbagi ilmu budidaya buah naga dan menyarankan saat memulai usaha tersebut, yang paling penting dilakukan ialah pemilihan bibit dan cara merawatnya. Untuk petani, lanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah cara perawatannya dan itu penting sekali.
Sambungnya, dalam perawatan keseharian khususnya dalam mengantisipasi kerusakan pohon buah naga, lahan harus bebas dari serangga dan harus diberi tonggak kayu di sekeliling pohon buah naga.
"Soal batas usia tanaman, tergantung perawatannya dan tonggak kayu yang disiapkan, harus kayu pilihan, " ujarnya seraya menjelaskan jika tonggak kayu yang digunakan adalah jenis kayu dumli. (Jamaluddin)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.