![]() |
Pameran dan kontes ini sangat menarik perhatian Serka Samsuri dan Sertu Prasetyo untuk mengetahui lebih dalam, seperti apa batu akik yang bakal dihadirkan pada tanggal 23 Februari mendatang. |
Kediri. Pameran dan kontes batu akik
bakal hadir di Kota Kediri, tepatnya di salah satu cafe yang berlokasi di
Kelurahan Banjaran, Kecamatan Kota. Bagaimanapun juga, batu akik bisa dikatakan
sebagai potensi sumber daya alam, sekaligus berbackground seni.
Pameran dan kontes
ini sangat menarik perhatian Serka Samsuri dan Sertu Prasetyo untuk mengetahui
lebih dalam, seperti apa batu akik yang bakal dihadirkan pada tanggal 23
Februari mendatang. sabtu (16/2/2018)
Penelusuran batu akik
yang dilakukan Serka Samsuri dan Sertu Prasetyo berujung pada salah satu
kolektor batu akik asal Kelurahan Banjaran, Setyohadi. Perjumpaan ketiganya,
berlanjut dengan membahas salah satu jenis batu akik yang menempel di jari
Setyohadi.
Dikatakan Setyohadi, batu
akik yang ada dijarinya berjenis kalsedon asal Pacitan, dan harganya relatif murah
alias tidak terlalu mahal. Namun, bukan berarti diasumsikan batu akik jenis
kalsedon harganya rata-rata tidak terlalu mahal, karena jenis yang satu ini
harganya bertingkat, dalam artian harganya ada yang mahal.
“Kalau yang saya
pakai ini cuma Rp 500 ribu, ini tidak terlalu mahal. Ada yang lebih mahal dari
ini, malah ada yang sampai Rp 4 juta, Rp 7 juta lebih. Harga jenis kalsedon ini
macam-macam, tidak sama semua, ada yang mahal, ada yang tidak,” kata Setyohadi.
Mengenai hal-hal yang
bersifat supranatural, Setyohadi mengaku kurang paham betul akan hal itu. Ia
memiliki batu akik bukan berdasarkan hal-hal yang bersifat supranatural, tetapi
murni karena seni dari batu akik itu, baik warna maupun keindahan motif.
“Saya menyukai batu
akik ini karena seni, seni dari warna, seni dari motif batu akik ini, bukan
yang lainnya. Batu akik ini disukai, kalau orang itu tahu betul seni didalamya.
Warnanya berbeda-beda, jenisnya berbeda-beda, motifnya juga berbeda-beda,”
sambung Setyohadi.
Terkait jenis batu
akik, Setyohadi lebih cenderung menyukai jenis kalsedon, dan tentunya
kecenderungan itu tidak lepas dari wujud batu akik itu. Ia memastikan batu akik
yang dimilikinya berstatus original, dan untuk memastikan original atau
tidaknya, hanya orang-orang yang mengerti betul tentang batu akik.
Untuk mengetahui
secara awam batu akik jenis kalsedon itu original atau bukan, batu ini bisa
dilihat dengan menerawang kearah cahaya, dan umumnya baru terlihat setelah
disorot cahaya dari bawah. Cara lain untuk membuktikannya, bisa dilakukan
dengan menggosok atau mengusap batu akik, kalau yang original sekali usap sudah
pasti akan terlihat bening.
Beberapa motif batu
akik jenis kalsedon yang cukup populer yaitu, motif punggung kura-kura, klep batu
bulan atau moonstone, klep mata kucing atau cat eye dan bi colour.
Pameran dan kontes
ini sendiri, merupakan pertemuan khusus bagi komunitas kolektor batu akik. Jenis
batu akik yang bakal dihadirkan pada pameran dan kontes ini yaitu, kristal
tumbuhan, badar pemandangan, bulu macan atau basaltic, lavender, red chalcedon,
kristal pemandangan, pirus motif dan kristal huruf. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.