Kediri. Berbagai jenis labu tumbuh di
lahan perkebunan milik petani dan lokasinya cukup ideal, lantaran terpaan sinar
matahari yang cukup, serta pasokan air yang memadai. Pelda Santoso bersama
Kepala Dusun Besuk Muji Rahayu menemui Purwanto, salah satu petani labu di
lokasi pembudidayaan di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
jumat (15/2/2019)
Jenis labu dipetakan
oleh para petani setempat. Hal ini untuk memudahkan konsumen yang berminat pada
jenis labu tertentu. Pemetaan ini berdasarkan kesepakatan para petani, lantaran
mereka menyadari, apapun jenis labunya, hasil yang didapat sama.
“Ini semua kita
petakan, jadi konsumen yang datang langsung bisa tahu, mana yang diminatinya.
Semua petani sudah satu kesepakatan, karena ini untk memudahkan konsumen,
khususnya yang datang disini,” jelas Purwanto.
Dijelaskan Purwanto,
jenis labu yang ditanam oleh petani Desa Toyoresmi adalah labu pekok, labu
parang, labu madu, labu shaolin, labu hana, labu siam dan labu tosten. Ketujuh
jenis labu tersebut ditanam dengan ukuran atau luas lahannya yang berbeda-beda.
Jenis yang paling mendominasi adalah jenis labu madu, sedangkan lainnya
rata-rata sama ukuran atau luas lahannya.
“Jenis labu yang
ditanam petani setempat ada labu pekok, labu parang, labu madu, labu shaolin,
labu hana, labu siam dan labu tosten. Semua labu ini luasnya berbeda-beda,
tetapi semua perawatannya sama,” kata Purwanto.
Selain jenis yang
berbeda-beda, pangsa pasarpun juga berbeda-beda. Pangsa pasar yang dimaksud
dari Surabaya, Blitar, Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang, serta luar Jawa Timur.
Khusus labu shaolin, pangsa pasarnya berasal dari Bali.
“Konsumen kita ada
yang dari Surabaya, Blitar, Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang, ada yang luar Jawa
Timur. Khusus labu shaolin, pangsa pasarnya berasal dari Bali. Labu shaolin ini
bukan buahnya yang diminati, tapi kulitnya untuk kerajinan tangan,” sambung
Purwanto.
Pemeliharaan yang
dilakukan, sama dengan petani-petani pada umumnya. Tanaman labu dilakukan
penyiraman, pemupukan, penyiangan dan pengajiran. Rasa labu menjadi prioritas
utama para petani Desa Toyoresmi menarik minat konsumen. Sebagaimana dikatakan
Purwanto, rasa labu adalah yang paling utama dalam pembudidayaan labu.
“Rasa labu kita
utamakan, karena inilah yang dicari konsumen. Kita harus mengutamakan rasa labu
yang diinginkan konsumen. Disinilah, konsumen tertarik dan menjadi pelanggan
tetap kita,” pungkas Purwanto.
Dari perbincangan
tersebut, bisa diketahui, bahwasannya budidaya labu mulai dilirik para petani
di Desa Toyoresmi. Selain hasil yang sangat menjanjikan, lahan pertanian warga
sangat mendukung, baik kesuburan maupun pasokan air. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.